Minggu, 31 Oktober 2010

Sekilas tentang Metode Analisis CHAID

            Sebelumnya saya hanya ingin berbagi tentang sedikit yang telah saya pelajari di kampus tentang salah satu metode statistik yaitu metode CHAID (Chi-square Automatic Interaction Detection). Saya menggunakan analisis ini sebagai salah satu metode analisis dalam skripsi saya.
            CHAID diperkenalkan pertama kali oleh Kass dalam sebuah artikel yang bertajuk “An Exploratory Technique for Investigating Large Quantities of Categorical Data” (Kunto dan Hasana, 2006). Metode ini merupakan teknik eksplorasi nonparametrik untuk menganalisis sekumpulan data yang berukuran besar dan cukup efisien untuk menduga variabel-variabel yang paling signifikan  terhadap variabel respon (Du toit et al., 1986). 
Menurut Kunto dan Hasana (2006), CHAID digunakan untuk membentuk segmentasi yang membagi sampel menjadi dua atau lebih kelompok yang berbeda berdasarkan sebuah variabel penjelas yang paling signifikan memengaruhi variabel respon. Klasifikasi dilakukan berdasarkan pada hubungan yang ada antara variabel penjelas dan variabel respon sehingga CHAID termasuk dalam metode dependensi dalam menentukan segmentasi. 
CHAID menggunakan statistik Chi-Square dalam dua cara. Yang pertama digunakan untuk menentukan apakah kategori-kategori dalam sebuah variabel penjelas bersifat seragam dan bisa digabungkan menjadi satu. Yang kedua digunakan untuk menentukan variabel penjelas mana yang paling signifikan untuk membedakan kategori-kategori dalam variabel respon ketika semua variabel penjelas sudah diringkas menjadi bentuk yang signifikan dan tidak mungkin digabung lagi. Hasil pembentukan segmen dalam CHAID akan ditampilkan dalam sebuah dendogram. 
Bagozzi dalam Kunto dan Hasana (2006) menyatakan bahwa dendogram yang merupakan inti dari analisis CHAID berisi:
a.       Simbol yang menerangkan tentang kategori tertentu atau kategori-kategori yang telah digabungkan,
b.      Sebuah ringkasan data dari variabel penjelas dalam kelompok tersebut (misalnya persentase respon), dan
c.       Ukuran sampel untuk kelompok tersebut (n).
            Sementara sampai di sini dulu dari saya, semoga bermanfaat. Jika ingin belajar lebih lanjut tentnag analisis ini, saya mempunyai beberapa referensi yang mungkin berguna untuk penelitian Anda. Selamat Belajar!

Terima Kasih, Statistika


Sejak kecil aku selalu membuat impian berbeda dengan kebanyakan teman-temanku. Ketika hampir semua anak ingin jadi dokter atau polisi, aku malah ingin menjadi psikolog. Di dalam pikiranku menjadi psikolog adalah sesuatu hal yang unik dan menarik. Ketika orang lain menyampaikan keluh kesahnya dan kita hanya menyediakan telinga, sedikit memberi saran, kemudian tentu saja dibayar. 

Namun, seiring berjalan waktu aku mulai merasa psikolog bukan pekerjaan yang mengasyikkan. Aku mulai tertantang dengan hal-hal baru yang menurutku lebih menarik untuk dijalani. Jurnalistik. Aku mulai tertarik dengan segala hal yang berbau dengan tulisan dan berita terkini. Segala hal yang berubah dengan cepat membuat pekerjaan ini tidak pernah kehilangan sensasi. Selalu ada yang baru. Yang menarik adalah cara para jurnalis menyajikan isi berita yang relatif sama dalam kemasan yang berbeda. 

Lagi-lagi kekagumanku tidak berujung pada apapun. Jalan hidup yang kupilih justru tidak pernah terlintas dalam kamus cita-citaku dulu. Bergelut dalam ilmu eksak dan mengais rejeki dari sini tak pernah terbayangkan sebelumnya. Bagi sebagian besar orang matematika dan segala hal yang berhubungan dengan itu tidak lebih dari sekedar hapalan rumus, latihan soal, dan ujian. Namun, bagiku dan orang-orang di sini matematika adalah kehidupan yang menentukan mau makan apa kami besok. Menjadi seorang statistisi mungkin bukan impian kami, tetapi inilah jalan yang harus ditempuh. Tidak dapat dipungkiri betapa susahnya menyesuaikan iklim otakku yang terbiasa menganggur untuk beradaptasi dengan tumpukkan angka.

Aku harus belajar bertanggung jawab dengan pilihan apapun yang telah kubuat, termasuk ketika aku memilih untuk terjun ke dalam ilmu ini. Aku harus ahli dalam bidang ini, setidaknya tidak terlalu buta dengan dunia yang kujalani sekarang. Akhirnya aku menyadari bahwa ternyata statistika tidak sesulit yang aku duga. Ada sisi menarik di dalamnya ketika kita bisa menganalisis suatu masalah hanya dengan dua jawaban pasti, ya atau tidak. Sebuah pemikiran yang bertolak belakang dengan ilmu sosial dimana selalu memperhitungkan banyak aspek yang kebanyakan abstrak. Mungkin inilah kelebihan sekaligus kelemahan dari ilmu eksak. 

Apapun itu, aku bersyukur telah diberi kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang ilmu statistik yang akhirnya memberiku pemikiran logis, kecukupan materi, prestise, juga cinta.
                                                                                                                                    _cita_

Menjadi Kaya dari Menulis

MENJADI KAYA DARI MENULIS

Judul di atas mungkin akan dianggap oleh sebagian orang terlalu berlebihan. Lha hidup layak dari menulis saja cukup sulit. Mungkin Anda mengenal penulis yang hidupnya serba susah karena mengandalkan honor dari menulis saja. Banyak orang tua yang keningnya langsung berkerut waktu mengetahui anaknya tercinta bercita-cita menjadi penulis. Madesu atau masa depan suram sudah terbayang di benak orang tua tersebut. Bagi sebagian orang profesi penulis masih dipandang sebelah mata. 

Judul di atas tidak mengada-ada. Banyak penulis yang bisa menjadi orang kaya. Berlimpah ruah materi. Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi jika Anda ingin kaya dari menulis atau sedikitnya hidup berkecukupan dari menulis.
1.    Buku yang Anda tulis laris manis.
Mungkin ini adalah syarat yang paling susah dipenuhi. Anda mungkin berpikir bahwa buku yang laris adalah buku yang memiliki kualitas sangat baik, masterpiece. Salah. Belum tentu. Tidak semua buku yang laris adalah masterpiece. Buku yang berkualitaspun belum tentu terjual banyak. Memang, walaupun begitu, buku dengan kualitas baik memiliki kemungkinan lebih besar menjadi laris. Jadi, ada banyak kemungkinan buku Anda akan menjadi buku laris.

2.    Anda cukup produktif menulis buku.
Jika Anda memiliki buku Best Seller Anda pantas bersyukur. Tetapi seberapa banyak sih sebuah buku yang dinyatakan best seller laku terjual di Indonesia.
Apalagi jika kita melihat kondisi di Indonesia yang sangat rendah minat bacanya. Suatu buku yang disebut best seller oplahnya hanya ada di kisaran angka ribuan. Paling banter puluhan ribu. Ini lebih sedikit lagi kalau buku tersebut adalah buku non fiksi. Cara mensiasati hal ini adalah dengan produktif menulis buku.


3.    Anda memiliki penghasilan yang merupakan side effect dari tulisan Anda.
Tentu Anda pernah melihat banyak profesional yang menulis buku. Pernah saya menanyakan apa sih motivasinya menulis buku. Ia menjawab, bagi-bagi ilmu, sekalian mempromosikan keahliannya. Royalti sama sekali tidak ada di dalam jawabannya. Nilainya tidak sebanding dengan waktu, tenaga yang harus dicurahkan untuk menulis buku. Dengan menulis buku ia akan mendapatkan kredibilitas yang makin mendorong bisnisnya.

4.    Anda harus menjual diri Anda sendiri.

Bukan jamannya lagi seorang penulis adalah seorang yang menyendiri, tenggelam dalam kesibukkannya menulis dan melupakan hubungan dengan dunia luar.
Seorang penulis pernah berkata bahwa karena ia bukan seorang yang bisa berbicara dengan baik makanya ia menjadi penulis. The worst thing, ia hanya menulis dan menulis, dan tidak pernah muncul di dunia. Jika Anda memiliki kesempatan, berinteraksilah dengan lingkungan, berbicaralah dengan siapapun. Semakin banyak Anda dikenal, semakin banyak kesempatan orang akan membeli buku Anda. Jika Anda hanya menulis dan menulis, hanya faktor luck yang akan membantu buku Anda laku di pasaran. Orang yang datang ke toko buku, dan melihat buku baru Anda dipajang di etalase toko buku, akan berkata "Who the hell is the writer". Semakin sering Anda menulis juga akan mendongkrak nama Anda, tetapi prosesnya akan lama. Berbeda jika nama Anda sudah dikenal sebelumnya.

Jika Anda enggan atau tidak nyaman bertemu dengan orang dan berbicara. Gunakan kemampuan teknologi seperti chat, email, blog, untuk berkomunikasi dengan orang lain.

(disadur dari Escaeva)