Rabu, 18 Mei 2011

Selayang Pandang Kota Sutera Wajo

18 Mei 2011

Saat mendengar kata Sulawesi Selatan, biasanya pikiran kita langsung terlintas pada Makassar, Bone, ataupun Tana Toraja. Padahal kalau kita mengkaji lebih jauh, Sulawesi Selatan tidak hanya tentang ketiga daerah tersebut. Banyak daerah menarik di propinsi ini yang belum familiar di telinga kita karena kurangnya pemberitaan di media massa. Salah satunya adalah Kabupaten Wajo.


Kabupaten Wajo merupakan daerah yang terletak di tengah-tengah Propinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.506,19 km2 atau hanya 4,01 persen dari luas Propinsi Sulawesi Selatan. Sampai dengan akhir tahun 2009 Kabupaten Wajo terdiri dari 14 kecamatan dan 176 desa/kelurahan. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Teluk Bone di sebelah timur sehingga memudahkan akses ke Sulawesi Tenggara melalui penyeberangan kapal feri.

Penduduk di Kabupaten Wajo menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun sebesar 0,93 persen.  Kondisi ini sejalan dengan data Susenasw 2009 yang menunjukkan bahwa persentase wanita yang menikah di usia muda mengalami peningkatan dan prevalensi pemakaian alat/cara KB pada Pasangan Usia Subur (PUS) mengalami penurunan.

Pada tahun 2009 penduduknya telah mencapai angka 382.450 jiwa dengan sex ratio sebesar 91,28 persen. Hal ini berarti bahwa jumlah penduduk perempuan di wilayah ini lebih banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Jika dikaitkan dengan luas wilayahnya, kepadatan penduduk di Kabupaten Wajo hanya 152 jiwa/km2.

Ditinjau dari segi pendidikan, mayoritas penduduk di Kabupaten Wajo tidak/belum tamat SD. Untuk meningkatkan kualitas penduduk di Kabupaten Wajo, Dinas Pendidikan setempat telah mengambil kebijakan meningkatkan jumlah pengajar di semua jenjang pendidikan. Namun, upaya tersebut belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Bahkan, tingkat partisipasi sekolah semakin menurun seiring dengan meningkatnya jenjang pendidikan. Hal ini tentunya menjadi pekerjaan rumah yang harus dicarikan solusi terbaik sehingga tidak menjadi masalah klasik yang tidak kunjung selesai.

Sementara itu, jika ditinjau lebih jauh dari segi kualitas pelayanan kesehatan, persentase balita yang persalinannya ditolong oleh tenaga medis dan dokter telah melebihi 50 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat mulai sadar untuk mengurangi resiko kematian ibu dan anak saat persalinan dengan datang ke tenaga profesional di bidang medis. Bahkan, persentase bayi yang disusui secara eksklusif di wilayah ini mencapai lebih dari 60 persen. Ini menunjukkan prestasi menarik di bidang kesehatan yang harus terus ditingkatkan seiring berjalannya waktu.

Geliat pariwisata di Wajo pun menunjukkan eksistensinya dengan kedatangan para turis domestik dan mancanegara yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tentu saja berdampak positif pada tingkat hunian hotel dan penggunaan alat transportasi yang juga mengalami peningkatan. Mengacu pada kemajuan di sektor pariwisata dan transportasi ini, seyogyanya Pemerintah Daerah setempat berinisiatif untuk melakukan perbaikan dan penambahan infrastruktur di segala bidang. Kabupaten Wajo yang terkenal sebagai salah satu sentra dagang dan penghasil kain sutera di Provinsi Sulawesi Selatan jangan sampai tergerus oleh infrastruktur yang minim.

Jayalah Wajo, semoga visimu untuk menjadi salah satu kabupaten terbaik di Sulawesi Selatan cepat terwujud.

# Cita Puspita Sari, S.ST. #


Selasa, 17 Mei 2011

Pesona Pertama di Daratan Sengkang


Sabtu, 14 Mei 2011 Pukul 00.45 WITA
Wisma Ayu, Sengkang, Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan


Ketika menatap gedung-gedung perkantoran di Semarang
saya selalu berharap akan bekerja di salah satu ruang dalam gedung tersebut
dengan menenteng tas kerja bermerek dan mengendarai mobil keluaran terbaru

Sejujurnya saya tidak pernah memimpikan kerja di tempat yang jauh dari hiruk pikuk kota
bahkan saat saya menandatanagi surat perjanjian ikatan dinas
saya hanya berpikir bahwa saya akan langsung diangkat menjadi pegawai setelah lulus kuliah
dan itu artinya saya akan menjadi wanita karier
sesuai dengan impian saya sejak kecil

tapi saya ternyata melupakan satu hal
bahwa saya harus mau ditempatkan dimana saja di wilayah Indonesia

dan akhirnya saat itu datang juga
saya bertolak dari Bandara Soekarno Hatta menuju Bandara Hassanudin
satu hal yang terlintas dalam benak saya saat menginjakkan kaki di sana adalah betapa panasnya kota ini
pada tanggal 8 Mei 2011 tersebut Kota Makassar bersuhu 33 derajat celsius
jauh lebih panas dari Semarang ataupun Jakarta yang pernah saya tinggali
Luar biasa...

Dari segi fasilitas, Kota Makassar ternyata tidak kalah dengan kota-kota besar di Pulau Jawa
Berbagai pusat perbelanjaan telah berdiri kokoh di jalan-jalan protokol kota ini
Minimarket pun mudah ditemukan di pinggir jalan
Yang paling menarik adalah geliat pariwisata di kota ini sangat kentara
adanya Pantai Losari dan Trans Studio menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis domestik maupun mancanegara

Namun, sayangnya Kota Makassar bukan tempat tujuan saya
saya hanya transit di sini selama beberapa hari untuk kemudian menuju tempat pertempuran sebenarnya


Kabupaten Wajo...
saya tidak pernah mendengar nama kabupaten tersebut sebelumnya
tidak ada bayangan sama sekali tentang wajo dan bagaimana keadaan di sana
saya hanya tau bahwa saya akan tinggal di sana dalam waktu yang tidak sebentar

Berbagai pertanyaan tentang Wajo pun menari-nari dalam otak saya
saya mencari jawaban dari internet ataupun dari pengalaman kakak-kakak tingkat
tapi saya belum juga puas dengan informasi yang telah saya terima
hingga saya melihat bagaimana wajo dengan mata kepala sendiri hari ini
setelah 6 jam naik mobil dari Makassar

Pertama kali memasuki kabupaten ini
saya disuguhi pemandangan petak-petak sawah di sepanjang jalan utama
sesekali bukit-bukit kotak terlihat di samping kanan kiri
rumah-rumah panggung warna-warni yang sebelumnya hanya saya lihat di Taman Mini Indonesia Indah
ternyata masih banyak di sini

Setelah berapa menit berjalan akhirnya saya menemukan geliat keramaian di kabupaten ini
terlihat deretan toko dan kompleks perkantoran di sepanjang jalan
jumlahnya tidak banyak tapi sudah cukup membuat saya lega
akhirnya saya berhenti di sebuah bangunan nan asri

kantor tersebut memang tidak semewah gedung perkantoran yang pernah saya lihat di kota-kota lain
tapi cukup nyaman untuk bekerja dengan segala fasilitas yang ada
apalagi di kantor telah dilengkapi dengan hot spot
berbagai sinyal operator telepon seluler pun bagus di sini
sangat membantu dalam hal berkomunikasi dengan orang-orang di luar kabupaten ini

saya akan belajar banyak di sini
tidak hanya belajar mengenai seluk beluk pekerjaan, tetapi juga belajar tentang hidup
tentang bagaimana berdamai dengan jalan hidup yang telah saya pilih di sini

saya percaya tidak pernah ada yang disebut kebetulan
saya percaya kaki saya melangkah ke tempat ini dengan maksud yang jelas
semua hal yang terjadi hingga hari ini telah digariskan dengan satu tujuan
untuk membuat saya lebih baik dalam memandang hidup

hari ini saya memang belum dapat memiliki ruangan kerja di gedung perkantoran mewah
tapi saya yakin bahwa segala hal besar selalu dimulai dari hal terkecil

Tetap semangat dimanapun kalian berada
salam sukses dari Wajo :D

 =Cita Puspita Sari, S.ST.=

Kamis, 11 November 2010

Fakta 17 Agustus 1945 yang tidak diajarkan di sekolah



Tujuh belas Agustus merupakan hari besar kemerdekaan bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut, 64 tahun yang lalu merupakan hari paling bersejarah negeri ini karena di hari itulah merupakan awal dari kebangkitan rakyat Indonesia dalam melawan penjajahan sekaligus penanda awalnya revolusi. Namun, ada beberapa hal menarik seputar hari kemerdekaan negeri kita tercinta ini yang sayang jika belum Anda ketahui.


1. Soekarno Sakit Saat Proklamirkan Kemerdekaan
Pada 17 Agustus 1945 pukul 08.00 (2 jam sblm pembacaan teks Proklamasi), ternyata Bung Karno masih tidur nyenyak di kamarnya, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini. Dia terkena gejala malaria tertiana. Suhu badannya tinggi dan sangat lelah setelah begadang bersama para sahabatnya menyusun konsep naskah proklamasi di rumah Laksamana Maeda. Saat itu, tepat di tengah2 bulan puasa Ramadhan.

'Pating greges', keluh Bung Karno setelah dibangunkan dr Soeharto, dokter kesayangannya. Kemudian darahnya dialiri chinineurethan intramusculair dan menenggak pil brom chinine. Lalu ia tidur lagi. Pukul 09.00, Bung Karno terbangun. Berpakaian rapi putih-putih dan menemui sahabatnya, Bung Hatta.

Tepat pukul 10.00, keduanya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dari serambi rumah. 'Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekalian telah merdeka!', ujar Bung Karno di hadapan segelintir patriot-patriot sejati. Mereka lalu menyanyikan lagu kebangsaan sambil mengibarkan bendera pusaka Merah Putih. Setelah upacara yang singkat itu, Bung Karno kembali ke kamar tidurnya; masih meriang. Tapi sebuah revolusi telah dimulai...



2. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Dibuat Sangat Sederhana
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ternyata berlangsung tanpa protokol, tak ada korps musik, tak ada konduktor, dan tak ada pancaragam. Tiang bendera pun dibuat dari batang bambu secara kasar, serta ditanam hanya beberapa menit menjelang upacara. Tetapi itulah, kenyataan yang yang terjadi pada sebuah upacara sakral yang dinanti-nanti selama lebih dari 300 tahun!



3. Bendera dari Seprai
Bendera Pusaka Sang Merah Putih adalah bendera resmi pertama bagi RI. Tetapi dari apakah bendera sakral itu dibuat? Warna putihnya dari kain sprei tempat tidur dan warna merahnya dari kain tukang soto!



4. Akbar Tanjung Jadi Menteri Pertama “Orang Indonesia Asli”
Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar 'orang Indonesia asli'. Karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum 17 Agustus 1945. Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. 'Orang Indonesia asli' pertama yang menjadi menteri adalah Ir Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga pada Kabinet Pembangunan (1988-1993)



5. Kalimantan Dipimpin 3 Kepala Negara
Menurut Proklamasi 17 Agustus 1945, Kalimantan adalah bagian integral wilayah hukum Indonesia. Kenyataannya, pulau tersebut paling unik di dunia. Di pulau tersebut, ada 3 kepala negara yang memerintah! Presiden Soeharto (memerintah 4 wilayah provinsi), PM Mahathir Mohamad (Sabah dan Serawak) serta Sultan Hassanal Bolkiah (Brunei).



6. Setting Revolusi di Indonesia Diangkat Ke Film
Ada lagi hubungan erat antara 17 Agustus dan Hollywood. Judul pidato 17 Agustus 1964, 'Tahun Vivere Perilocoso' (Tahun yang Penuh Bahaya), telah dijadikan judul sebuah film - dalam bahasa Inggris; 'The Year of Living Dangerously'. Film tersebut menceritakan pegalaman seorang wartawan Australia yg ditugaskan di Indonesia pada 1960-an, pada detik2 menjelang peristiwa berdarah th 1965. Pada 1984, film yang dibintangi Mel Gibson itu mendapat Oscar untuk kategori film asing!



7. Naskah Asli Proklamasi Ditemukan di Tempat Sampah
Naskah asli teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Bung Karno dan didikte oleh Bung Hatta, ternyata tidak pernah dimiliki dan disimpan oleh Pemerintah! Anehnya, naskah historis tersebut justru disimpan dengan baik oleh wartawan BM Diah. Diah menemukan draft proklamasi itu di keranjang sampah di rumah Laksamana Maeda, 17 Agustus 1945 dini hari, setelah disalin dan diketik oleh Sajuti Melik.Pada 29 Mei 1992, Diah menyerahkan draft tersebut kepada Presiden Soeharto, setelah menyimpannya selama 46 tahun 9 bulan 19 hari.



8. Soekarno Memandikan Penumpang Pesawat dengan Air Seni
Rasa-rasanya di dunia ini, hanya the founding fathers Indonesia yang pernah mandi air seni. Saat pulang dari Dalat (Cipanasnya Saigon), Vietnam, 13 Agustus 1945, Soekarno bersama Bung Hatta, dr Radjiman Wedyodiningrat dan dr Soeharto (dokter pribadi Bung Karno) menumpang pesawat fighter bomber bermotor ganda. Dalam perjalanan, Soekarno ingin sekali buang air kecil, tetapi tak ada tempat. Setelah dipikir, dicari jalan keluarnya untuk hasrat yang tak tertahan itu. Melihat lubang-lubang kecil di dinding pesawat, di situlah Bung Karno melepaskan hajat kecilnya. Karena angin begitu kencang sekali, bersemburlah air seni itu dan membasahi semua penumpang.



9. Negatif Film Foto Kemerdekaan Disimpan Di Bawah Pohon
Berkat kebohongan, peristiwa sakral Proklamasi 17 Agustus 1945 dapat didokumentasikan dan disaksikan oleh kita hingga kini. Saat tentara Jepang ingin merampas negatif foto yang mengabadikan peristiwa penting tersebut, Frans Mendoer, fotografer yang merekam detik-detik proklamasi, berbohong kepada mereka. Dia bilang tak punya negatif itu dan sudah diserahkan kepada Barisan Pelopor, sebuah gerakan perjuangan. Mendengar jawaban itu, Jepang pun marah besar. Padahal negatif film itu ditanam di bawah sebuah pohon di halaman Kantor harian Asia Raja. Setelah Jepang pergi, negatif itu diafdruk dan dipublikasi secara luas hingga bisa dinikmati sampai sekarang. Bagaimana kalau Mendoer bersikap jujur pada Jepang?



10. Bung Hatta Berbohong Demi Proklamasi
Kali ini, Bung Hatta yang berbohong demi proklamasi. Waktu masa revolusi, Bung Karno memerintahkan Bung Hatta untuk meminta bantuan senjata kepada Jawaharlal Nehru. Cara untuk pergi ke India pun dilakukan secara rahasia. Bung Hatta memakai paspor dengan nama 'Abdullah, co-pilot'. Lalu beliau berangkat dengan pesawat yang dikemudikan Biju Patnaik, seorang industrialis yang kemudian menjadi menteri pada kabinet PM Morarji Desai. Bung Hatta diperlakukan sangat hormat oleh Nehru dan diajak bertemu Mahatma Gandhi.

Nehru adalah kawan lama Hatta sejak 1920-an dan Dandhi mengetahui perjuangan Hatta. Setelah pertemuan, Gandhi diberi tahu oleh Nehru bahwa 'Abdullah' itu adalah Mohammad hatta. Apa reaksi Gandhi? Dia marah besar kepada Nehru, karena tidak diberi tahu yang sebenarnya.'You are a liar !' ujar tokoh kharismatik itu kepada Nehru.

Olahraga yang baik di pagi hari





Kebanyakan orang merasa sedikit pusing, lambat dan badan kaku ketika bangun di pagi hari. Dengan olahraga pagi bukan hanya menghilangkan keluhan tersebut, tetapi juga meningkatkan semangat dan energi.

Dengan menggunakan waktu di awal hari untuk olahraga dan peregangan otot, akan membuat detak jantung meningkat dan dapat memberikan energi yang membantu menjaga suasana hati baik sepanjang hari.

Apa saja olahraga yang baik dilakukan di pagi hari?

Dilansir Livestrong, Jumat (12/11/2010), berikut beberapa olahraga yang paling baik dilakukan di pagi hari:

1. Jalan kaki
Jalan kaki adalah latihan fisik yang memberi banyak manfaat. Berjalan kaki merupakan salah satu olahraga yang memberikan risiko cedera sangat rendah, juga menggabungkan antara peregangan dan kardio (olahraga jantung) dengan gerakan otot yang kuat.

Menurut Cleveland Clinic, memulai hari dengan berjalan kaki juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh, karena berjalan merangsang produksi antibodi dan limfosit T.

Selain itu, berjalan kaki dapat dilakukan di mana-mana dan di hampir semua kondisi. Setidaknya lakukan jalan kaki secara rutin selama paling sedikit 20 sampai 30 menit setiap hari.

2. Yoga
Mulailah hari dengan fleksibilitas dasar dan pelatihan keseimbangan dengan melakukan yoga selama beberapa menit. Yoga sangat efektif untuk menghilangkan stres dan meningkatkan relaksasi, mengencangkan otot serta membangun kekuatan.

Karena otot sering kaku dan nyeri di pagi hari, melakukan serangkaian gerakan yoga yang lembut adalah cara yang baik untuk menghangatkan dan mempersiapkan tubuh untuk aktivitas lainnya.

3. Aktifitas aerobik
Selain membantu jantung bekerja lebih efisien dan membantu membakar kalori ekstra, aerobik adalah cara yang baik untuk menggabungkan latihan berat menjadi rutinitas yang lebih singkat.

Pilih kegiatan aerobik yang menarik minat Anda, seperti bersepeda, jogging atau berenang.

Minggu, 07 November 2010

Ini baru namanya cinta

Ada seorang cewek memberikan tantangan kepada cowoknya untuk hidup tanpa dirinya, untuk tidak ada komunikasi sama sekali antara mereka selama sehari..Dia berkata pada cowoknya, kalo kamu bisa melewati itu, aku akan mencintai kamu selamanya.. Si cowoknya pun setuju,, dia tidak sms/telpon ceweknya seharian..

Tanpa dia ketahui bahwa ceweknya hanya memiliki 24 jam untuk hidup, karena dia terkena kanker.

Keesokan harinya cowonkya pergi ke rumah ceweknya. Air matanya pun tiba2 menetes melihat ceweknya sudah terbaring dengan surat di tangannya yang tertulis "Kamu Berhasil Sayang, bisakah kamu lakukan itu setiap hari?? I LOVE YOU.."

Don't Ever lost contact with someone you care, you'll never know what's gonna happen the next day, or the day after that..

Even a single "hi" or a "good morning" Before you know that someone is no longer there....

Filosofi Pernikahan dari Teman yang Bijak

Usia saya baru menginjak ke 22 tahun. Tapi temen saya yang udah nikah udah lumayan banyak. Saya sebenarnya gak ngerti, apa saya yang kelamaan nikahnya atau malah mereka yang kecepetan. Menurut buku yang pernah saya baca, usia ideal perempuan menikah adalah usia 20 dan pria usia 25 tahun. Jadi, jika dilihat secara kasar dari faktor umur saya sebenarnya telah cukup umur untuk mengadakan sebuah pernikahan.

Namun, pernikahan bukan hanya sekedar faktor usia. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, baik dari segi mental maupun materi. Menggabungkan dua orang dengan latar belakang berbeda dalam satu biduk pernikahan bukanlah perkara mudah. Tidak hanya butuh cinta, tetapi juga komitmen untuk terus berjalan beriringan hingga maut menjemput. Namun, seringkali pernikahan di masa kini hanya berlandaskan rasa yang diagungkan disebut cinta tanpa modal. Padahal untuk membuat perut kenyang, tidak bisa dengan hanya makan cinta.

Hingga saya ingat sebuah pemmbelajran berharga ketika bertandang ke rumah teman lama yang telah menikah lebih dulu saat baru menginjak usianya yang ke 18 tahun. Di rumahnya yang mungil dan belum selesai dibangun, dia tinggal dengan suami dan keluarga mertua. Satu hal yang membuat saya kagum dengan keluarga ini adalah cara pandang suaminya memandang segala hal. Setiap kata yang terlontar dari mulutnya sangat bijak. Mungkin faktor usia memang memengaruhi cara pikir seseorang untuk menjadi lebih dewasa. Suami temen saya ini memang berusia hampir 30 tahun, jauh di atas kami.

Ketika topik permbicaraan menyinggung masalah pernikahan, dia mengatakan bahwa pernikahannya hanya bermodal keyakinan. Belum ada cinta mengingat mereka baru kenal sebentar kemudian memutuskan untuk melegalkan hubungan ke pernikahan. Dia dan teman saya yakin bahwa inilah saat yang tepat untuk mengakhiri masa lajang. Begitu dasyatkah arti pernikahan sesungguhnya?

Dengan keterbatasan pengetahuan, saya kemudian mengatakan bahwa sebuah lembaga perkawinan, bagaimanapun bentuknya, pasti membutuhkan sokongan dana yang tidak sedikit. Sebelum, selama, dan setelah pernikahan dilangsungkan semuanya memerlukan dana agar dapat berjalan lancar. Dengan bijak dia menjawab bahwa pernikahan merupakan sunnah yang tidak memberatkan umat-Nya, malah merupakan pembuka jalan rejeki. Dia mengatakan bahwa sebelum menikah, kerjaanya serabutan da uang hasil keringatnya entah kemana. Setelah menikah, hidupnya menjadi lebih teratur dengan mendapatkan pekerjaan baru. Istrinya yang tidak lain adalah sahabat kecil saya pun mendapatkan pekerjaan baru di sebuah percetakan. Dia bilang ini rejeki yang dijanjikan-Nya kepada hamba yang percaya bahwa pintu rejeki akan semakin terbuka ketika kita menyempurnakan separuh agama dengan menikah.

Dalam hati, saya setuju dengan apa yang diungkapkan oleh suami teman saya. Saya merasa pandangan  saya tentang pernikahan selama ini salah. Pernikahan tidak melulu soal uang, yang terpenting adalah percaya dan ikhlas. Namun, nyatanya pernikahan tidak begitu saja mudah dilakukan. Tetap banyak hal yang harus dipersiapkan sebelumnya dan tentu bukan hanya uang.

Sebongkah Mimpi di Usia Muda

Saya yakin setiap orang pasti memiliki keinginan menjadi kaya, atau setidaknya tidak kekurangan dalam hal materi. Menjadi miskin memang bukan sesuatu yang menyenangkan. Namun, hanya segelintir orang yang mampu menjadi "orang". Entah itu karena warisan, hibah, atau yang paling tinggi prestisenya adalah kaya karena hasil keringatnya sendiri. Tak peduli dari keluarga mana dia berasal.

Saya memiliki sahabat yang sangat berjiwa bisnis. Hampir semua barang menjadi komoditi yang diperdagangkan olehnya. Dia tidak hanya berjualan secara offair, tetapi juga secara on line melalui berbagai macam situs gratis. Dia pernah cerita kalau keuntungan yang dia ambil bisa sampai 100 persen. Terlepas hal itu termasuk riba atau tidak, yang jelas itu fantastis! Terlebih barang jualannya hampir selalu laris manis diserbu pembeli. Bisa dibayangkan betapa besar keuntungan yang dia dapat.

Satu hal yang sangat membuat saya kagum adalah ketika dia bilang bahwa keuntungan yang dia dapat selama ini ternyata dia sisihkan sebagian untuk ditabung buat biaya haji. Dia sangat ingin menginjakkan kaki di tanah suci. Ternyata dari penampilannya luarnya yang terkesan hedonis, dia juga memikirkan kebutuhan akhiratnya. Hal ini pula yang membuat saya malu sebagai manusia. Saya hanya bisa membuat banyak impian besar, tetapi banyak diantaranya hanya nol besar hanya karena saya enggan memulai langkah awal. Saya selalu menganalisis berbagai macam kemungkinan buruk yang mungkin saja muncul. Saya begitu takut jatuh sehingga pada akhirnya saya tidak pernah benar-benar melangkah maju.

Hingga suatu saat saya belajar lagi sahabat saya itu. Dia bilang habis kehilangan uang beberapa juta karena ditipu teman bisnis. Uangnya dilarikan kabur tanpa jejak. Dia menyesali keadaan, tapi tidak lama kemudian dia bangkit lagi dengan memulai bisnis baru yang berbeda. Dia melangkah lagi seperti tak pernah terjadi apa-apa. Obsesinya menjadi kaya mampu membuatnya selalu optimis. Sekali lagi saya berhasil dibuat malu olehnya. Sudah banyak yang dia lakukan untuk mimpinya, sedangkan saya hanya menjadi penonton dari jatuh bangunnya orang.

Sebenarnya saya tidak benar-benar diam. Saya juga bergerak, saya juga melangkah. Namun, saya cepat jenuh dengan segala hal yang teratur dan terkesan monoton. Saya selalu mencari variasi sebelum menyelesaikan pekerjaan yang lama. Hal ini membuat banyak hal yang saya lakukan tidak pernah selesai. Tidak pernah mencapai klimaks. Sekarang pun saya sedang mencari di tumpukan mimpi-mimpi saya, apakah ada impian yang benar-benar menarik untuk diwujudkan sehingga membuat saya hidup dan berkembang di dalamnya. Saya ingin menjadi seseorang yang tidak hanya menjadi penggembira, tetapi saya juga ingin  menjadi seseorang yang juga diperhitungkan. Karena saya ada, tidak hanya sebuah nama.